Pengalaman Jual Beli Tanah Melalui Makelar/Mediator
Jika anda hendak menjual tanah melalui seorang mediator, hati-hatilah terhadap mereka. Ada kemungkinan mereka menaikkan harga tanah anda sehingga merugikan pembeli. Meskipun yang dirugikan anda, tetapi sebagai seorang manusia yang memiliki hati nurani, kadang tidak suka dengan transksi macam ini. Saya bisa menuliskan postingan ini karena sudah berpengalaman dengan hal seperti ini. Saya pernah hampir ditipu dan hampir merugikan orang lain. Akan saya jabarkan satu per satu.1. Membeli Tanah
Saya pernah membeli tanah, katakanlah harga per meter persegi 300rb. Dari sang penjual harganya memang 300rb. Tetapi karena sudah masuk ke mediator atau makelar, harganya naik menjadi 400rb. Dimana selisihnya ini nanti akan diambil oleh makelar ketika transaksi sudah selsai. Tentu saja harus tidak diketahui oleh sang pembeli.
Pada kasus saya, entah kenapa si penjual memberitahukan kepada saya bahwa harganya 300rb, bukan 400rb. Kemudian, saya ngotot harga tetap jatuh di 300rb. Si penjual akhirnya meng-iyakan, karena saya tidak mau di bodohi oleh makelar. Akhirnya saya bilang ke makelar, kalau mau cari duit yang halal dan jangan nipu. Selesai kasus pertama. Saya mendapatkan tanah sesuai dengan harga sebenarnya dari penjual
2. Menjual Tanah
Kali ini saya menjual tanah, ada makalar yang memiliki pembeli potensial. Harga yang ditawarkan makelar kepada pembeli adalah 110jt, sedangkan saya hanya menjual 90jt. Karena terlalu mahal, transaksi tidak berhasil, meskipun saya sudah di kasih DP. Yang membatalkan adalah pihak pembeli, bukan saya sebagai penjual.
Dalam kasus kedua ini, makelar sudah mendapatkan bagiannya. uang DP yang seharusnya 5 juta, dikasih kan ke saya hnay 3 juta saja. Saya sudah cros cek ke calon pembelinya langsung.
Hati-hati terhadap makelar, dari 10 makelar, hanya 1 orang yang baik dan jujur. Dijamin
Mungkin ini sebagai pelajaran dan pengalaman bagi saya. Pelajarannya, saya hampir saja membuat rugi orang lain. Jika deal, tentu saja pembeli rugi 20 juta lebih.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Heheh.. boleh komen ya pak...
ReplyDeleteMakelar / Mak comblang / marketing freelance, dapat duitnya ya kalo tidak dari fee jasa ya dari selisih harga pak, itu SAH dan HALAL asal sudah disepakati terlebih dahulu (ada perjanjian).
Misal anda jago buat web dan memasang tarif membuat web Rp. 1 juta. Saya memberikan penawaran kepada anda, pak saya carikan pelanggan, bila ada pelanggan nanti beri saya fee 1 persen dari 1 juta mau tidak? Anda jawab, wah tidak mau pak, keuntungan saya udah mepet. Saya: Oh ya udah kalo gitu, gimana kalau saya tidak minta fee, tapi saya cari untung sendiri ke pelanggan, misal saya jual 1,2 juta, buat anda tetap 1 juta (sesuai dengan tarif) dan 200rbu buat saya, kira2 mau tidak..? :D
Atau mungkin secara pribadi saya melihat potensi bisnis buat web anda sngat luar biasa, saya bisa saja memberikan penawaran: Pak, tarif buat web bapak 1 juta, kalo ada pelanggan nanti bapak saya byr 1,2 juta saya jualnya 1,5 juta... Gimana mau tidak...? :D
Ya begitulah dunia perdagangan dimanapun ya begitu itu, termasuk di dunia property, swalayan, minimarket, toko kelontong ya sama saja (Ada sistem konsinyasi, sistem beli putus, sistem nitip, dll, hehe… jgn dikira swalayan gede gak menerima titipan ya… :D ). Intinya kalo semua sesuai dengan kesepakatan awal ya tidak ada namanya kebohongan atau apapun juga... Anda sebagai penjual diuntungkan dengan adanya pembeli, si makelar upahnya ya kalo tidak dari fee jasa ya dari selisih harga tadi, intinya ada kesepakatan terlebih dahulu...
Dianggap kebohongan apabila ternyata yang dijual tidak sesuai dengan kenyataan barangnya, misalnya klo tanah ternyata masih ada sengketa, atau ukurannya tidak sesuai, daerah banjir dibilang bebas banjir dll, atau salah satu ingkar dengan perjanjian…
berarti lebih bagus untuk jual rumah sendiri, yang mau jual rumah sendiri tanpa perantara bisa pasang iklan di
ReplyDeleteproperti indonesia
Branded watches
Rumah strategis DiTangerang SElatan
Makelar/perantara/mediator juga cari makan. Memberikan info tentang property. Tidak salah pihak penjual membagi rejeki degn mediator. Pembeli juga harus rela membeli dgn sesuai kesepakatan.
ReplyDeleteTanpa mediator, penjual dan pembeli susah bertransaksi..
Hargai mediator yaa..
klo saya sih males main mar up, kalo ketauan bkalan cacad nama kita! trus fee juga seiklashnya aja, yg pnting gak membebani buyer, tapi kalo gak ngasih keterlalun juga sih...hehe
ReplyDelete0813 146 30264 yg mau jual/beli sewa add wa aja :D